Sebagian besar kita tentu mengenal Cristiano Ronaldo (CR7), bintang sepak bola yang pada tahun 2013, 2014, 2016, dan 2017 memenangkan Ballon d'Or, pemain terbaik di dunia. Namun mungkin belum banyak yang pernah mendengar nama Banco Espirito Santo (BES), sebuah bank berusia lebih dari 150 tahun dan ketiga terbesar di Portugal.
CR7 telah menjadi model iklan dan brand ambassador bank tersebut sejak bergabung dengan Manchester United tahun 2003. Saking setianya CR7 pada bank tersebut, dibuatkan produk simpanan dengan inisial namanya: Deposito CR.
Pada 30 Juli 2014, BES mengumumkan kerugian semester I sebesar €3,58 milyar. Meski sudah terendus menghadapi permasalahan, kerugian tersebut jauh lebih besar dari perkiraan. Dampak buruk selanjutnya dialami BES: rasio permodalan yang turun menyebabkan European Central Bank (ECB) menghentikan akses BES terhadap bantuan likuiditas, harga saham BES melorot tajam, otoritas bursa menghentikan perdagangan saham BES dan ancaman delisting, serta pemeringkat menurunkan peringkat BES.
Kerugian BES tersebut disebabkan kombinasi adanya fraud pada perusahaan induknya (Espirito Santo International), porsi non-performing assetsyang tinggi, dan dari aktivitas anak perusahaan BES di Angola, negara bekas jajahan Portugal di Afrika.
Novo Banco sebagai Bridge Bank
Pada 3 Agustus 2014, Bank of Portugal, bank sentral dan otoritas resolusi di Portugal, mengumumkan pelaksanaan resolusi BES dengan opsi resolusi berupa pendirian bank perantara (bridge bank). Dalam opsi resolusi ini, aset BES yang baik (performing asset) beserta kewajiban kepada nasabah penyimpan dan senior creditors dipindahkan ke bank yang baru didirikan, Novo Banco. Sedangkan non-performing assets beserta kewajiban kepada junior creditors, subordinate debt-holders, serta pemegang saham, ditinggalkan pada BES yang selanjutnya dilikuidasi.
Novo Banco mendapat suntikan modal dari Portugal Resolution Fund (RF) sebesar €4,9 milyar. Resolution Fund dibentuk pada tahun 2012 sesuai EU stabilisation model untuk melaksanakan resolusi bank yang dananya berasal dari fee yang dibayar industri perbankan. Mengingat dana yang dimiliki Resolution Fund baru terkumpul sebesar €0,5 milyar, Pemerintah melalui Bank of Portugal memberi pinjaman kepada Resolution Fund sebesar €4,4 milyar.
Pinjaman dari Pemerintah tersebut harus dikembalikan penuh dari hasil penjualan Novo Banco, jika hasil penjualan tidak cukup untuk melunasi pinjaman maka industri perbankan yang harus membayar kekurangannya. Dengan skema tersebut, Pemerintah Portugal menegaskan bahwa mereka tidak menggunakan uang pembayar pajak dalam resolusi BES. Pelaksanaan resolusi BES juga tidak melibatkan Fundo de Garantia de Depositos (Deposit Guarantee Fund) yang merupakan lembaga penjamin simpanan di Portugal yang bermandat paybox.
Sebagai bridge bank, Novo Banco didirikan untuk melanjutkan fungsi memberikan layanan perbankan kepada nasabah BES. Dengan kondisi likuiditas dan aset yang baik, serta didukung modal yang cukup diharapkan hasil divestasi/penjualan Novo Banco akan dapat mengembalikan seluruh dana Resolution Fund yang ditanamkan pada bank tersebut.
Retransfer Senior Bonds
Pada awal 2015, Bank of Portugal melakukan upaya penjualan terhadap Novo Banco. Beberapa calon investor mengajukan penawaran membeli bank tersebut, diantaranya: Anbang Insurance Group Co. - China, Fosun International - China, dan Apollo Global Management - USA. Pada September 2015, Bank of Portugal mengumumkan penghentian proses penjualan tersebut karena harga penawaran yang diajukan calon investor masih belum memenuhi harapan.
Pada bulan Nopember 2015, European Central Bank (ECB) mengumumkan hasil stress-testingNovo Banco dengan mengunakan skenario adverse yang menunjukkan bank tersebut berpotensi mengalami kekurangan modal sebesar €1,4 milyar. Pada 29 Desember 2015, Bank of Portugal mengambil kebijakan untuk mengalihkan kembali (re-transfer) sejumlah senior bonds tertentu senilai €2 milyar dari Novo Banco kepada BES. Menurut Bank of Portugal pengalihan tersebut sesuai kewenangannya sebagai otoritas resolusi guna memperbaiki posisi keuangan Novo Banco dan sejalan dengan Bank Recovery and Resolution Directive (BRRD) yang mengatur kerugian BES harus diserap terlebih dahulu oleh pemegang saham dan krediturnya.
Kebijakan Bank of Portugal melakukan re-transfer tersebut menyebabkan harga senior bonds tersebut anjlok dan menuai kecaman dari para pemegang surat utang tersebut. Sebanyak 14 pemegang surat utang tersebut diantaranya Pasific Investment Management Co. (PimCo), BlackRock Inc., Merrill Lynch, dan Goldman Sachs pada Maret 2016 mengajukan gugatan ke pengadilan untuk membatalkan kebijakan Bank of Portugal tersebut.
Gugatan tersebut antara lain mempertanyakan kewenangan Bank of Portugal mengalihkan kembali senior bonds yang sebelumnya sudah dialihkan dari BES kepada Novo Banco. Selain itu, pengalihan tersebut dilakukan secara selektif dan tidak diberlakukan terhadap semua senior bonds sehingga dipandang melanggar prinsip safeguards, yakni: kreditur pada kelas yang sama harus mendapat perlakuan yang sama pula (pari passu), serta larangan membedakan kreditur berdasarkan kewarganegaraannya.
Pemilihan senior bonds yang dialihkan dan saat pengalihan ditetapkan Bank of Portugal dengan pertimbangan tertentu. Dari 52 senior bonds yang sebelumnya dialihkan dari BES kepada Novo Banco, yang dialihkan kembali hanya 5 senior bonds yang berdenominasi besar, tidak dijual kepada investor domestik, dan tunduk pada hukum Portugal.
Pilihan tersebut diduga dimaksudkan untuk melindungi investor retail domestik dan menghindari permasalahan hukum di tingkat internasional. Sedangkan penetapan kebijakan 2 hari sebelum akhir tahun dimaksudkan agar terhindar dari pemberlakuan mekanisme baru resolusi bank sesuai BRRD, yang mulai berlaku 1 Januari 2016.
Para investor yang terdampak atas re-transfer senior debts tersebut membentuk kelompok yang dinamakan The Novo Note Group. Upaya menentang keputusan Bank of Portugal tersebut masih berlangsung hingga kini, terakhir kelompok tersebut pada 6 Maret 2018 mengajukan permohonan dengar pendapat (hearing) dengan Parlemen Portugal guna memaparkan dampak buruk keputusan Bank of Portugal tersebut bagi perekonomian Portugal. Kelompok tersebut juga melakukan boikot dengan tidak lagi berinvestasi pada surat utang yang diterbitkan perbankan di Portugal.
Penjualan Novo Banco kepada Lone Star
Sesuai ketentuan, Noco Banco sebagai bank perantara (bridge bank) harus dijual atau dialihkan kepemilikannya dalam waktu 2 tahun atau sampai Agustus 2016. Pada Desember 2015, Bank of Portugal mengajukan usulan perpanjangan penyelesaian penjualan Novo Banco selama satu tahun dan disetujui oleh European Commission.
Pada Maret 2017, proses penjualan Novo Banco yang kedua memasuki babak akhir dengan ditanda-tanganinya perjanjian antara Bank of Portugal, Resolution Fund, dan Lone Star, sebuah private equity fund dari Amerika Serikat yang menjadi investor terpilih.
Dalam perjanjian tersebut, Lone Star akan melakukan penambahan modal sebesar €1 miliar, melakukan restrukturisasi bank secara masif, dan mendapatkan kepemilikan 75% saham Novo Banco. Sedangkan 25% saham bank masih tetap dimiliki oleh Resolution Fund. Novo Banco juga berencana menerbitkan instrumen utang untuk menambah modal pelengkap (Tier 2) senilai €400 juta.
Perjanjian tersebut juga memuat komitmen Resolution Fund untuk melakukan penyetoran modal sampai sebesar €3,89 milyar apabila rasio modal Novo Banco menjadi kurang dari 12,5% akibat kerugian pengelolaan toxic assets dan restrukturisasi lini usaha non-core (contingent capital mechanism). Sejak ditanda-tanganinya perjanjian tersebut, status Novo Banco sebagai bank perantara (bridge bank) telah berakhir.
Perjanjian penjualan tersebut menuai komentar negatif dari banyak pihak, terutama perbankan, karena tidak ada uang sepeser pun yang diterima Resolution Fund atas penyerahan 75% saham bank tersebut. Selain itu, komitmen penambahan modal yang diberikan Resolution Fund dapat berpotensi menjadi beban industri perbankan. Dari pemberitaan media, bola panas sedang mengarah kepada Carlos Costa, Gubernur Bank of Portugal.
Pada Maret 2017, Pemerintah Portugal menetapkan untuk memperpanjang masa jatuh tempo pelunasan utang yang diberikan kepada Resolution Fund sampai tahun 2046 agar industri perbankan tidak mendapat beban tambahan. Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, Resolution Fund mendapat pinjaman dari Pemerintah Portugal sebesar €4,4 milyar untuk menambah modal Novo Banco pada awal pendiriannya.
Sejalan dengan perjanjian tersebut, Novo Banco berkomitmen melakukan merestrukturisasi kewajiban dan meningkatkan modal inti utama sebesar €500 juta. Untuk itu, Novo Banco melakukan program pembelian kembali dengan diskon berbagai seri senior bonds dengan face value senilai €8,3 milyar (a discounted bond buyback). Harga pembelian senior bonds tersebut bervariasi dari yang tertinggi sebesar 82 sen untuk setiap 1 euro sampai yang terendah hanya sebesar 9,75 sen.
Senior bonds tersebut dibeli tunai atau ditukar dengan fix-term deposit berjangka waktu 3 sampai 5 tahun dengan bunga tertentu. Pada akhir program, kreditur pemilik senior bonds senilai €4,74 milyar menyetujui untuk mengikuti program tersebut dan menghasilkan tambahan dana bagi bank melebihi yang ditargetkan.
Sebagai bagian restrukturisasi untuk memperbaiki kondisi Novo Banco, juga diberlakukan salary cap yang membatasi remunerasi senior manajemen bank tidak boleh lebih besar dari 10 kali rata-rata remunerasi pegawai Novo Banco.
Pada 11 Oktober 2017, European Commission mengumumkan persetujuan rencana restrukturisasi dan penjualan Novo Banco oleh Pemerintah Portugis, serta menyatakan hal tersebut sebagai akhir dari resolusi Banco Espirito Santo yang dimulai tahun 2014.
Selanjutnya pada 18 Oktober 2017, Bank of Portugal, Resolution Fund, dan Lone Star menggelar konferensi pers mengumumkan penjualan Novo Banco kepada Lone Star dan menyatakan bahwa tujuan pelaksanaan resolusi Banco Espirito Santo telah terpenuhi, tanpa menyebut besar biaya yang dihabiskannya.
"With the conclusion of this sale, the purposes underlying the resolution of Banco Espirito Santo (BES) are fully met. Even though BES faced irreparable financial imbalance and the imminent suspension of business in 2014, it was possible (i) to ensure the continuity of most of the business in one of the most significant financial institutions of the Portuguese economy; (ii) to protect depositors, who did not undergo any losses; (iii) to maintain also the capacity for financing enterprises and households; (iv) to minimise the burden on public funds and the banking sector, as far as was permitted by the reconciliation of the different goals. In other words, the stability of the financial system was safeguarded at all times."
Abortion and guns in 2024 spotlight
1 year ago
1 comments:
sabung ayam live terbesar indonesia
Tersedia 2 Jenis Taruhan Sabung Ayam Live
Sabung Ayam S128 - SV388
Raih Kemenangan Anda Bersama Kami...
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
Post a Comment